Recent comments

Inilah Rencana Israel Bangun 55 Ribu Permukiman Yahudi di Tepi Barat


Ilustrasi warga Palestina di Gaza di depan puing-puing bangunan rumahnya yang hancur oleh zionis israel.
Ilustrasi warga Palestina di Gaza di depan puing-puing bangunan rumahnya yang hancur oleh zionis israel.

Nazaret – Otoritas penjajah Zionis sedang berusaha meluncurkan dan memperluas kembali rencana pembangunan lebih dari 55 unit permukiman di kompleks-kompleks permukiman Yahudi di Tepi Barat. Demikian menurut pernyataan organisasi anti permukiman Zionis Peace Now, Senin (28/12).
Peace Now, yang telah mendapatkan informasi melalui undang-undang hak mendapatkan informasi, mengatakan bahwa kementerian perumahan Zionis sedang berusaha untuk membangun 55 ribu 548 unit permukiman di Tepi Barat termasuk dua kompleks permukiman baru.
Akan dibangun 8300 unit permukiman di daerah E1 dekat al-Quds yang akan berdampak kepada pembagian Tepi Barat menjadi dua bagian yang bisa mengancam negara Palestina yang akan datang. Menurut Peace Now, daerah Ma’aleh Adomim dan E1 termasuk daerah paling sensitif berkaitan dengan penerapan solusi dua negara.
Peace Now menambahkan, “Karena alasan ini, setiap kali seorang pejabat Israel berusaha mempromosikan untuk sebuah rencana di E1 maka masyarakat internasional mengecamnya dengan keras.”
Menurut laporan Peace Now, lebih dari separuh kompleks permukiman baru Yahudi akan berada di timur tembok pemisah rasial yang dibangun Israel di tanah Palestina yang diduduki, yakni itu adalah koloni permukiman yang terisolasi bukan bagian dari koloni yang bisa jadi bagian dari proses pertukaran tanah dalam perundingan damai yang kacau sejak tahun 2014.
Dokumen Kementerian Pembangunan Zionis juga mengungkap bahwa pada November tahun 2014 lalu terjadi pentransferan dana 3,6 juta shekel untuk rencana kota-kota demi mendorong rencana permukiman untuk membangun 3200 unit permukiman di daerah E1, dengan tujuan menghubungkan al-Quds timur dan permukiman Yahudi Ma’aleh Adomim. Yaitu setahun setelah PM Zionis Benjamin Netanyahu membatalkan rencana serupa setelah ada tekanan internasional.
Berdasarkan dokumen Kementrian Pembangunan Zionis yang diserahkan kepada Peace Now sesuai dengan kebebasan udang-undang kebebasan informasi, aktivitas yang berjalan demi melaksanakan rencana permukiman besar ini kompatibel dengan standar di bawah intruksi pemerintah.
Disebutkan bahwa daerah E1 berada di antara al-Quds timur dan permukiman Yahudi Ma’aleh Adomim dan luasnya 12 kilometer persegi. Niat penjajah Zionis membangun di daerah tersebut memicu kecaman keras internasional. Karena pelaksanaan proyek permukiman di daerah tersebut memutus ketersambungan geografis antara udara dan selatan Tepi Barat.
Sebelum tahun 2000, pemerintah penjajah Zionis telah membangun infrastruktur di daerah permukiman ini mencakup 1500 unit rumah, tanpa dikeluarkan izin bangunan. Telah dibangun kantor polisi permukiman di sana, meski pembangunan unit-unit permukiman sampai sekarang belum selesai.
Surat kabar Zionis Haaretz hari Senin (28/12) menyebutkan bahwa Amerika Serikat hingga era Presiden George Bush Junior, melihat bahwa pembangunan di kawasan ini adalah “garis merah”, karena memutus ketersambungan geografi antara selatan dan utara Tepi Barat serta mencegah pendirian negara Palestina.
Berdasarkan dokumen Kementrian Pembangunan Zionis, antara tahun 2012 – 2015 telah dirubah sebuah rencana baru untuk membangun 55 unit permukiman demi merubah kompleks permukiman-permukiman kecil menjadi “kota-kota” di masa yang akan datang. (mk/knrp)

Tidak ada komentar