Recent comments

Sejumlah Guru Palestina Kembali Gelar Aksi Protes di Ramallah


protes guru

RAMALLAH — Sejumlah guru di sekolah pemerintah Palestina menggelar aksi mogok selama lebih dari satu minggu memprotes upah yang rendah di tengah-tengah klaim dari Otoritas Palestina yang mundur dari perjanjian sebelumnya dibuat untuk mereka.

Sebuah demonstrasi massa melancarkan aksi mogok minggu lalu di Ramallah, dengan perkiraan 20.000 guru dan pendukung yang berpartisipasi. Protes serupa telah berlangsung setiap hari di seluruh Tepi Barat.

Pada hari Selasa 23 Februari protes besar-besaran kedua yang direncanakan diadakan meskipun pemerintah Palestina mencoba mencegah aksi protes guru mencapai Ramallah. Pos pemeriksaan didirikan di Tepi Barat pada semua yang mengarah ke kota dan banyak bus penuh dengan orang-orang berusaha untuk ikut aksi protes.

Di Ramallah, layanan keamanan pemerintah Palestina diblokir beberapa rute menuju lokasi aksi yang direncanakan tetapi diperkirakan 10.000 orang masih berhasil untuk berpartisipasi dalam aksi yang telah menjadi aksi mogok terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Guru-guru Palestina di sekolah pemerintah dibayar rata-rata antara 2.000-2.500 shekel (sekitar USD 500 – USD 625) per bulan. Dengan biaya hidup di Ramallah  yang setara dengan beberapa bagian Eropa barat, mereka mengatakan bahwa gaji tersebut lebih dari cukup.

Pada tahun 2013 pemerintah Palestina menandatangani perjanjian dengan Perhimpunan Guru Palestina yang direncanakan kenaikan gaji dan promosi serta menyetujui bahwa anak-anak dari guru sekolah akan berhak mendapatkan pendidikan universitas gratis. Para Guru mengatakan bahwa janji-janji ini tidak pernah ditindaklanjuti dan saat ini upah telah dibekukan untuk beberapa tahun meskipun biaya hidup meningkat.

Setelah demonstrasi awal di Ramallah pekan lalu, 22 pendidik ditangkap oleh pasukan pemerintah Palestina dan ditahan untuk ditanyai selama 24 jam sebelum dibebaskan. Pemerintahan Palestina telah berulang kali menyerukan kepada mereka untuk kembali bekerja dan mengakhiri pemogokan yang dilaporkan berimbas kepada sekitar 1 juta siswa sekolah. (mk/knrp)

Sumber: Middle East Monitor

Tidak ada komentar